🌤️ Apabila Suatu Logam Mengalami Korosi Logam Tersebut

Berikutini beberapa faktor pengaruh terjadinya korosi, anatar lain: 1. Kelembapan udara dan air. Kelembapan udara dan air memiliki pengaruh yang penting pada proses terjadinya korosi. Semakin tinggi kadar uap disekitar logam, maka semakin mudah logam mengalami korosi. Sebaliknya, jika logam berada pada daerah dengan kadar air rendah seperti

Korosi Adalah – Pengertian, Penyebab, Faktor Dan Pencegahannya– – Dari kebanyakan orang pastinya tidak asing lagi dengan yang namanya korosi, yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Nama lain dari korosi yaitu karatan, korosi sendiri pada umumnya terjadi pada benda-benda logam seperti besi. Korosi ialah reaksi antara logam dengan zat-zat disekitarnya seperti udara dan air sehingga menimbulkan senyawa baru. Dalam perkaratan senyawa baru yang dimaksud ialah zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Untuk rumus kimia dari karat besi yaitu Fe2O3Xh2O. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen udara mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimiaatau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi kembali menjadi senyawa besi oksida. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida. Baca Juga Hukum Faraday – Percobaan, Makalah, Penerapan Dan Contoh Soal Proses Terjadinya Korosi Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam permukaan logam dan proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, misalnya proses reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut Anode {Fes→ Fe2+aq+ 2 e} x 2 Katode O2g+ 4H+aq+ 4 e → 2 H2Ol + Redoks 2 Fes + O2 g+ 4 H+aq→ 2 Fe2++ 2 H2Ol Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf standar untuk proses korosi ini, yaituE0sel = +1,67 V ; reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimana ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi III oksida 4 Fe+2aq+ O2 g + 4 + 2x H2Ol → 2 Fe2O3x H2O + 8 H+aq Hidrat besi III oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam. Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi, yaitu O2 g + 2 H2Ol+ 4e → 4 OH-aq Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion ini sehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion ini segera ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat II membentuk senyawa kompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks kalium heksasianoferat III. Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan senyawa besi III oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses korosi lanjut menjadi terhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar. Baca Juga Laju Reaksi – Persamaan, Teori, Contoh Soal, Hukum Dan Faktornya Dampak Dari Korosi Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material khususnya logam dan paduannya atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron anoda dan lingkungannya sebagai penerima elektron katoda. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron- elektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat mengalokasikan biaya pengendalian korosi sebesar 80 hingga 126 milyar dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya yang ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah. Nilai tersebut memberi gambaran kepada kita betapa besarnya dampak yang ditimbulkan korosi dan nilai ini semakin meningkat setiap tahunnya karena belum terlaksananya pengendalian korosi secara baik bidang indusri. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, terjadinya kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tanki bahan bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panasnya, dan lain sebagainya. Baca Juga Asam Asetat – Pengertian, Rumus, Reaksi, Bahaya, Sifat Dan Penggunaannya Bentuk-Bentuk Korosi Bentuk-bentuk korosi dapat berupa korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran, korosi celah, korosi retak tegang stress corrosion cracking, korosi retak fatik corrosion fatique cracking dan korosi akibat pengaruh hidogen corrosion induced hydrogen, korosi intergranular, selective leaching, dan korosi erosi. Korosi Merata Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan preventive maintenance. Korosi Galvanik Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi. Korosi Sumuran Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang terbuka akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif dipermukaannya, pada antarmuka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan atau struktur patah mendadak. Korosi Celah Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen O2 di dalam celah habis, sedangkan oksigen O2 diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi. Baca Juga Karbit – Pengertian, Manfaat, Rumus, Proses Produksi, Reaksi Dan Gambarnya Korosi retak tegang stress corrosion cracking Korosi retak tegang stress corrosion cracking, korosi retak fatik corrosion fatique cracking dan korosi akibat pengaruh hidogen corrosion induced hydrogen adalah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibat pengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu, seperti baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak fatk terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan. Korosi Intergranular Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 – 815oC karbida krom Cr23C6 akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan karat tersebut. Selective leaching Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain selective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran. Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa. Korosi logam Fe dan berubah menjadi oksidanya Penyebab Korosi Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu Bakteri reduksi sulfat Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya. Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S atau Besi adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang menjadi asam. Bakteri besi mangan oksida Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle gundukan Hemispherikal berlainan di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang. Baca Juga Asam Oksalat Pengertian, Msds, Rumus, Sifat, Bahaya & Kegunaannya Masalah-masalah di lapangan Banyak sekali di dunia industri dan fasilitas umum terjadi proses korosi disebabkan oleh fenomena biokorosi akibat adanya bakteri. Kasus-kasus tersebut yaitu Pipa-pipa bawah tanah di Industri minyak dan gas bumi Dalam suatu contoh kasus dari perusahaan Korea Gas Corporation KOGAS menggunakan pipa-pipa gas yang dilapis denganpolyethy lene APL 5L X-65. Selama instalasi, pipa dilas tiap 12 meter dan diproteksi denganim pr es s ed current proteksi katodik dengan potensial proteksi –850 mV vs saturated Cu/CuSO4. Kemudian beberapa tahun dicek kondisi lapis lindung maupun korosi aktif menggunakan pengujian potensial gardien5, hasilnya berupa letak-letak coating defect di sepanjang pipa. Kegagalan selanjutnya yaitu adanya disbonded coating area di permukaan pipa yang disebabkan adanya arus proteksi katodik yang berlebihan terekspos. Coating defect dan daerah disbonded coating sangat baik untuk perkembangan mikroba anaerob. Pada disbonded coating area terjadi korosi local pitting, lubang pit berbentuk hemisspherikal dalam tiap-tiap kelompok. Peralatan sistem pemyemprot pemadam kebakaran. Di kota Kalifornia Amerika serikat, departemen pemadam kebakaran mengalami masalah cukup sulit dimana debit air alat system penyemprot turun walau tekanan cukup besar, setelah diselidiki maka di dalam alat penyemprot terjadi suatu korosi yang disebabkan oleh aktifitas mikroba dipermukaan dinding bagian dalam yang terbuat dari baja karbon dan tembaga saat beberapa bulan pembelian. Hal ini disebabkan adanya biodeposit turbucle yang tumbuh di di dinding bagian dalam, kemudian di dalam biodeposit tersebut terjadi aktifitas degradasi lokal berupa korosi pitting sehingga mengurangi tebal pipa dan aktifitas ini menghasilkan senyawa H2S di lubang pit yang mengakibatkan keadaan asam dan mempercepat kelarutan logam. Korosi dan Cara Pencegahannya Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi di antara kita tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi. Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu, sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses perubahan / reaksi kimia yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif elektroda negatif, anoda, sementara bagian yang lain sebagai kutub positif elektroda positif, katoda. Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. Ion besi IIyang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi III yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi karat besi, Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif logam nikel, timah, tembaga, serta keadaan logam besi itu sendiri kerapatan atau kasar halusnya permukaan. Pencegahan Korosi Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi logam yang lebih aktif seperti seg dan krom. Penggunaan logam lain yang kurang aktif timah dan tembaga sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi. Perlindungan katoda pengorbanan anoda Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain sebagai anoda, dikorbankan. Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti. Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless 72% Fe, 19%Cr, 9%Ni. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Korosi Faktor Gas Terlarut Oksigen 02 adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi pada metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan bertambah dengan meningkatnya kandungan oksigen. Kelarutan oksigen dalam air merupakan fungsi dari tekanan, temperatur dan kandungan klorida. Untuk tekanan 1 atm. dan temperatur kamar, kelarutan oksigen adalah 10 ppm dan kelarutannya akan berkurang dengan bertambahnya temperatur dan konsentrasi garam. Sedangkan kandungan oksigen dalam kandungan minyak-air yang dapat mengahambat timbulnya korosi adalah 0,05 ppm atau kurang. Reaksi korosi secara umum pada besi karena adanya kelarutan oksigen adalah sebagai berikut Reaksi Anoda Fe Fe2- + 2e Reaksi katoda 02 + 2H20 + 4e 4 OH- Karbondioksida CO2 Jika karbondioksida dilarutkan dalam air maka akan terbentuk asam karbonat H2CO3 yang dapat menurunkan pH air dan meningkatkan korosifitas, biasanya bentuk korosinya berupa pitting. Yang secara umum reaksinya adalah CO2 + H2O H2CO3 Fe + H2CO3 FeCO3 + H2 FeC03 merupakan corrosion product yang dikenal sebagai sweet corrosion Faktor Temperatur Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi walaupun kenyataannya kelarutan oksigen berkurang dengan meningkatnya temperatur. Apabila metal pada temperatur yang tidak uniform, maka akan besar kemungkinan terbentuk korosi. Faktor pH pH netral adalah 7, sedangkan ph 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan meningkat pada pH 13. Faktor Bakteri Pereduksi atau Sulfat Reducing Bacteria SRB Adanya bakteri pereduksi sulfat akan mereduksi ion sulfat menjadi gas H2S, yang mana jika gas tersebut kontak dengan besi akan menyebabkan terjadinya korosi. Faktor Padatan Terlarut Klorida CI Klorida menyerang lapisan mild steel dan lapisan stainless steel. Padatan ini menyebabkan terjadinya pitting, crevice corrosion, dan juga menyebabkan pecahnya alooys. Klorida biasanya ditemukan pada campuran minyak-air dalam konsentrasi tinggi yang akan menyebabkan proses korosi. Proses korosi juga dapat disebabkan oleh kenaikan konduktivity larutan garam, dimana larutan garam yang lebih konduktif, laju korosinya juga akan lebih tinggi. Karbonat C03 Kalsium karbonat sering digunakan sebagai pengontrol korosi dimana film karbonat diendapkan sebagai lapisan pelindung permukaan metal, tetapi dalam produksi minyak hal ini cenderung menimbulkan masalah scale. Sulfat S04 Ion sulafat ini biasanya terdapat dalam minyak. Dalam air, ion sulfat juga ditemukan dalam konsentrasi yang cukup tinggi dan bersifat kontaminan, dan oleh bakteri SRB sulfat diubah menjadi sulfide yang korosif. Demikianlah pembahasan mengenai Korosi Adalah – Pengertian, Penyebab, Faktor Dan Pencegahannya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂
Logamyang potensialnya lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam yang potensialnya lebih tinggi, serta akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari udara. Hal tersebut mengakibatkan korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet. Sebagai
JAKARTA, - Korosi merupakan kerusakan yang dapat terjadi pada beragam benda atau peralatan berbahan logam dan sejenisnya. Korosi dan karat adalah hasil dari penuaan logam yang dapat memengaruhi umur dan kualitas benda logam. Jadi, apabila beragam benda atau peralatan logam yang kamu miliki sering kali mudah menjadi korosi atau karatan, ada berbagai hal yang menjadi juga Cara Menghilangkan Karat dan Korosi pada Keran Air Kamar Mandi Dilansir dari WD40, Minggu 30/1/2022, pada artikel ini akan dijelaskan mengenai tiga penyebab korosi yang perlu kamu ketahui. SHUTTERSTOCK/ANANT KASETSINTSOMBUT Ilustrasi paku berkarat. Apa itu korosi? Korosi adalah proses alami yang mengubah logam menjadi bentuk yang stabil secara kimia atau adalah penghancuran bertahap logam melalui reaksi kimia atau elektrokimia. Proses ini terjadi antara logam dan lingkungan. Apa tiga penyebab korosi? Logam adalah material yang rentan terhadap korosi yang dapat mengurangi umurnya. Berikut adalah beberapa penyebab korosi yang paling umum. Kondisi cuaca Baca juga Mudah, Cara Menghilangkan Karat pada Peralatan Masak Pakai Kentang Penyebab utama korosi pada sebagian besar logam adalah paparan dari kondisi cuaca. Jadi, apabila kamu menyimpan benda logam di luar ruangan atau di tempat terbuka, benda logam tersebut akan menimbulkan korosi. Sebab, benda logam terkena elemen lingkungan seperti air, angin, dan kelembapan, sehingga akan teroksidasi dengan cepat. Padaperistiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe 2 O 3 . nH 2 O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.

Hai Quipperian, bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan tetap semangat, ya! Pernahkah kamu pergi ke bengkel? Jika kamu pernah masuk ke dalam bengkel, pasti kamu akan melihat tumpukan besi yang sudah tidak terpakai dan biasanya berwarna kecokelatan. Saat kamu pegang, pasti bagian besi yang berwarna kecokelatan akan menempel di tanganmu. Seperti Quipperian ketahui warna dasar besi adalah abu-abu mengilap. Lalu, mengapa warnanya bisa berubah menjadi kecokelatan? Itu karena besi telah mengalami korosi. Apa itu korosi? Temukan jawabannya di pembahasan Quipper Blog kali ini. Pengertian Korosi Apakah kamu pernah mendengar istilah karat atau perkaratan pada besi? Nah, perkaratan yang terjadi pada unsur logam seperti besi disebut juga korosi. Apa itu korosi? Korosi adalah perubahan logam secara fisika maupun kimia akibat hilangnya fungsi mekanis logam tersebut. Logam seperti besi bisa mengalami korosi jika bersentuhan dengan senyawa asam, air, dan mengalami perubahan suhu dalam jangka waktu yang cukup lama dan secara terus menerus. Terbentuknya Korosi Proses terjadinya korosi merupakan proses elektrokimia. Elektrokimia adalah proses terjadinya reaksi redoks reduksi oksidasi secara spontan. Contohnya, korosi pada besi akan membentuk oksida besi Besi akan teroksidasi oleh oksigen dari udara dan akan membentuk korosi. Persamaan reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut. Faktor-faktor yang Mempercepat Korosi Terjadinya korosi bisa berlangsung secara cepat maupun lambat. Hal itu dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut. 1. Air dan kelembapan udara Air dan kelembapan udara memegang peranan penting pada proses terjadinya korosi. Semakin tinggi kadar uap air di sekitar logam, semakin mudah logam mengalami korosi. Jika logam berada di daerah yang memiliki kadar air rendah, seperti di gurun, proses terjadinya korosi akan berjalan lebih lambat. Oleh karena itu, simpanlah besi-besi di rumahmu di tempat yang kering dan tidak lembap agar besi tidak mudah berkarat. 2. Elektrolit Jika mendengar istilah elektrolit, apa yang kamu pikirkan? Jangan-jangan, kamu kepikiran salah satu produk minuman, be 100%. Hehe. Elektrolit merupakan tempat atau media yang menjadi tempat berlangsungnya transfer muatan. Hal itu mengakibatkan oksigen di udara lebih mudah mengikat elektron. Contohnya air hujan yang bersifat asam dan air laut yang bersifat asin mampu menjadi media pemercepat korosi. Tak heran jika besi-besi yang ada di lingkungan pabrik lebih cepat mengalami korosi karena terkena paparan senyawa asam. 3. Permukaan logam yang tidak rata Ternyata, bentuk permukaan logam juga berpengaruh pada kecepatan korosi. Logam yang permukaannya tidak rata akan mudah mengalami korosi. Hal itu diakibatkan oleh terbentuknya kutub-kutub muatan di permukaan logamnya. Kutub muatan tersebut ada yang berperan sebagai anoda dan katoda. Jika kamu memiliki logam di rumah, jangan lupa untuk selalu membersihkannya dan sesekali kondisikan agar logam bisa tetap licin. Dengan begitu, logam tidak akan mudah mengalami korosi. 4. Terbentuknya sel elektrokimia Terbentuknya sel elektrokimia ini dilatarbelakangi oleh adanya dua permukaan logam yang saling bersinggungan. Jika permukaan logam yang bersinggungan memiliki perbedaan potensial elektroda, maka akan terbentuk sel elektrokimia. Saat terbentuk sel elektrokimia, logam dengan potensial elektron lebih rendah akan melepaskan elektron, sehingga terjadi oksidasi. Nah, oksidasi inilah penyebab utama korosi. Pencegahan Korosi Mungkin kamu sempat bertanya-tanya, bagaimana cara agar besi atau logam tidak mudah korosi? Mengingat, banyak peralatan di sekitar rumah menggunakan besi atau logam, contohnya pintu gerbang. Well, kamu tidak perlu khawatir, inilah cara mencegah agar besi atau logam tidak mudah korosi. Usahakan logam tidak mengalami kontak langsung dengan udara luar. Bagaimana caranya? Dengan membuat lingkungan di sekitar logam bebas oksigen, yaitu mengalirkan gas karbondioksida. Jika cara pada poin 1 terbilang susah, masih ada nih cara lain, yaitu dengan melakukan pengecatan. Melalui pengecatan, permukaan logam tidak akan bersinggungan langsung dengan udara luar yang mengandung oksigen dan uap air. Dengan demikian, logam tidak akan mudah mengalami korosi. Menggunakan elektroplating, yaitu melapisi permukaan logam secara elektrokimia. Permukaan logam yang akan dilapisi berperan sebagai katoda, sedangkan pelapisnya—dalam hal ini logam lain—berperan sebagai anoda. Contoh elektroplating ini bisa kamu lihat di badan mobil. Sebenarnya, badan mobil itu terbuat dari besi atau baja. Pernahkah kamu lihat badan mobil berkarat? Tentu tidak ya. Hal itu karena badan mobil sudah dilapisi dengan logam lain, yaitu krom, sehingga terlihat lebih indah dan mengilap. Pengorbanan anoda atau perlindungan katoda, yaitu cara untuk mencegah korosi dengan cara mencegah terbentuknya sel elektrokimia. Perlindungan katoda atau pengorbanan anoda dilakukan dengan cara menyambungkan logam yang akan dilapisi dengan logam yang memiliki potensial elektroda lebih kecil. Logam dengan potensial elektroda lebih kecil berperan sebagai anoda yang nantinya akan mengalami reaksi oksidasi logam yang akan terkorosi. Selama logam pelapis atau anodanya masih ada, logam yang dilapisi katoda tidak akan mengalami korosi. Itulah mengapa reaksi ini disebut pengorbanan anoda atau perlindungan katoda. Membuat paduan alloy dengan cara mencampurkan besi dengan logam lain yang tahan korosi seperti nikel atau krom. Campuran ini dikenal sebagai baja stainless. Itulah pembahasan Quipper Blog tentang korosi. Ternyata, korosi itu proses alamiah yang masih bisa kamu cegah proses pembentukkannya. Sudah jelas kan jika belajar Kimia itu sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tanpa pengetahuan seperti ini, mungkin sudah banyak logam-logam yang seharusnya bermanfaat justru harus rusak akibat korosi. Oleh sebab itu, jangan bosan-bosan belajar Kimia, karena Kimia itu mudah. Agar lebih mudah lagi belajarnya, kamu bisa gabung bersama Quipper Video. Buruan subscribe, ya! Penulis Eka Viandari

melaluirantai makanan. Apabila suatu logam terakumulasi pada jaringan hewan dan tumbuhan yang kemudian di konsumsi oleh manusia, tentunya manusia sebagai rantai makanan tertinggi pada piramida makanan maka dalam tubuhnya akan terakumulasi logam berat tersebut. Logam berat yang terakumulasi dalam tubuh manusia dapat
Dalam kehidupan sehari-hari kita akan sering menjumpai logam. Logam yang berumur lama akan identik dengan perkaratan. Istilah lain dalam perkaratan adalah adalah korosi. Proses korosi terjadi hampir pada semua material terutama logam. Korosi dapat menyebabkan suatu material mempunyai keterbatasan umur pemakaian, dimana material yang diperkirakan untuk pemakain dalam waktu lama ternyata mempunyai umur yang lebih singkat dari umur pemakaian rata-ratanya. Korosi atau perkaratan adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungan yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya. Untuk itu kita harus mengetahui lebih lanjut tentang korosi. Baik itu pengertian, faktor-faktor yang menyebabkan sampai pada cara pencegahannya. Pengertian Korosi Kata korosi berasal dari bahasa latin “corrodere” yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya Roberge, 1999. Definisi lainnya adalah korosi merupakan rusaknya logam karena adanya zat penyebab korosi, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam Gunaltun, 2003. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Korosi atau perkaratan adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungan yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Jenis-Jenis Korosi Jenis kerusakan yang terjadi tidak hanya tergantung pada jenis logam, keadaan fisik logam dan keadaan penggunaan-penggunaannya, tetapi juga tergantung pada lingkungannya. Ditinjau dari bentuk produk atau prosesnya, menurut Setyowati tahun 2008 korosi dapat dibedakan dalam beberapa jenis, di antaranya Korosi merata uniform corrosion Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan preventive maintenance. Korosi celah crevice corrosion Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen O2 di dalam celah habis, sedangkan oksigen O2 diluar celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi. Korosi galvani galvanic corrosion Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi. Korosi selektif selective leaching Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain selective leaching terjadi pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran. Berkurangnya besi dalam paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa. Korosi antar kristal intergranular corrosion Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 – 815oC karbida krom Cr23C6 akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %, didaerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan karat tersebut. Korosi Retak Tegang stress corrosion cracking Korosi retak tegang stress corrosion cracking, korosi retak fatik corrosionfatique cracking dan korosi akibat pengaruh hidogen corrosion inducedhydrogen adalah bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibatpengaruh lingkungannya. Korosi retak tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan tertentu, seperti baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan dilarutan amonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak fatk terjadi akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat pengaruh hidogen terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan. Korosi erosi Korosi erosi adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam yang disebabkan aliran fluida yang sangat cepat sehingga merusak permukaan logam dan lapisan film pelindung. Korosi erosi juga dapat terjadi karena efek-efek mekanik yang terjadi pada permukaan logam, misalnya pengausan, abrasi dan gesekan. Logam yang mengalami korosi erosi akan menimbulkan bagian-bagian yang kasar dan tajam Korosi lelah Merupakan kegagalan logam akibat aksi gabungan beban dinamik dan lingkungan korosif. Pitting corrosion Korosi sumuran pitting corrosion, korosi ini terjadi akibat adanya sistem anoda pada logam, dimana daerah tersebut terdapat konsentrasi ion Cl– yang tinggi. Korosi jenis ini sangat berbahaya karena pada bagian permukaan hanya lubang kecil, sedangkan pada bagian dalamnya terjadi proses korosi membentuk “sumur” yang tidak tampak. Mekanisme korosi ini dapat dijelaskan dari Gambar dibawah ini. Karena suatu pengaruh fisik maupun metalurgis adanya presipitasi karbida maupun inklusi maka pada permukaan logam terdapat daerah yang terkorosi lebih cepat dibandingkan lainnya. Kondisi ini menimbulkan pit yang kecil, pelarutan logam yang cepat terjadi dalam pit, saat reduksi oksigen terjadi pada permukaan yang rata. Pelarutan logam yang cepat akan mengakibatkan pindahnya ion Cl–. Kemudian didalam pit terjadi proses hidrolisis seperti pada Crevice Corrosion yang menghasilkan ion H+ dan Cl–. Kedua jenis ion ini secara bersama-sama mempercepat terjadinya pelarutan logam sehingga mempercepat terjadinya korosi. Penyebab Terjadinya Korosi Korosi yang tetrjadi pada baja baja pondasi bangunan bisa terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut Uap air Dilihat dari reaksi yang terjadi pada korosi, air merupakan salah satu faktor penting untuk berlangsungnya proses korosi. Udara yang banyak mengandung uap air lembab akan mempercepat berlangsungnya proses korosi. Oksigen Udara yang banyak mengandung gas oksigen akan menyebabkan terjadinya korosi. Korosi besi terjadi apabila ada oksigen O2 dan air H2O. Logam besi tidaklah murni, melainkan mengandung campuran karbon yang menyebar secara tidak merata dalam logam tersebut. Akibatnya menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logam dengan atom karbon C, atom logam besi Fe bertindak sebagai anoda dan atom C sebagai katoda. Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin banyak jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak dengan permukaan logam, maka semakin cepat berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut. Larutan Garam Elektrolit asam atau garam merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan. Air hujan banyak mengandung asam, dan air laut banyak mengandung garam, maka air hujan dan air laut merupakan korosi yang utama. Permukaan logam Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan, yang akhirnya akan berperan sebagai anode dan katode. Permukaan logam yang licin dan bersih akan menyebabkan korosi sukar terjadi, sebab sukar terjadi kutub-kutub yang akan bertindak sebagai anode dan katode. Keberadaan zat pengotor Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu karbon dari hasil pembakaran BBM pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas oksigen pada permukaan logam. Dengan demikian peristiwa korosi semakin dipercepat. Kontak dengan elektrolit Keberadaan elektrolit, seperti garam dalam air laut dapat mempercepat laju korosi dengan menambah terjadinya reaksi tambahan. Sedangkan konsentrasi elektrolit yang besar dapat melakukan laju aliran elektron sehingga korosi meningkat. Temperatur Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat gesekan atau dikenai panas secara langsung seperti mesin kendaraan bermotor. Tingkat keasaman pH Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode yaitu 2H+aq + 2e- → H2 Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin besar. Permukaan logam Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderungan untuk menjadi anode yang logam yang kasar cenderung mengalami korosi. Efek galvanic coupling Kemurnian logam yang rendah mengindikasikan banyaknya atom-atom unsur lain yang terdapat pada logam tersebut sehingga memicu terjadinya efek Galvanic Coupling , yakni timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam akibat perbedaan E° antara atom-atom unsur logam yang berbeda dan terdapat pada permukaan logam dengan kemurnian rendah. Efek ini memicu korosi pada permukaan logam melalui peningkatan reaksi oksidasi pada daerah anode. Mikroba Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara lain protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida. Proses terjadinya korosi roses perkaratan korosi adalah reaksi elektrokimia redoks. Pada permukaan besi Fe bisa terbentuk bagian anoda dan katoda yang disebabkan oleh dua hal Perbedaan konsentrasi oksigen terlarut pada permukaan besi Tetesan air pada permukaan besi mengandung perbedaan konsentrasi oksigen terlarut. Pada bagian pinggir mengandung lebih oksigen terlarut, sehingga di bagian ini bertindak sebagai katoda reaksi reduksi. Pada bagian tengah tetesan oksigen terlarut relatif sedikit sehingga bagian ini bertindak sebagai anoda reaksi oksidasi. Fe → Fe2+ + 2e- Ion Fe2+ bergerak ke katoda dan teroksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+ / besi III dalam senyawa besi III oksida terhidrat. Dengan adanya garam oksida asam atau zat elektrolit akan mempercepat reaksi perkaratan. Tercampur besi oleh karbon atau logam lain yang mempunyai E0 reduksi lebih besar dari besi Karena E0 reduksi besi lebih kecil dari logam tersebut, maka besi akan teroksidasi anoda, hal ini dapat menyebabkan terjadinya korosi atau menghasilkan karatan besi. Secara keseluruhan perkaratan besi adalah sebagai berikut Bila besi bersentuhan dengan oksigen dan air yang bersifat asam, yakni oksida-kosida berikut akan terjadi Fe + ½ O2 + 2H+ → Fe2+ + H2O Reaksi setengah redoksnya Katode ½ O2 + 2H+ + 2e- → H2O E0= + 1,23 volt Anode Fe →Fe2+ + 2e- E0= + 0,44 volt Fe + ½ O2 + 2H+ → Fe2+ + H2O E0=+1,67 volt Reaksi di atas berlangsung spontan Besi II itu seterusnya dioksidasi oleh oksigen membentuk karat besi atau oksida besi III terhidrasi. Reaksinya Katode ½ O2 + 2H+ + 2e- → H2O E0= + 1,23 volt Anode 2Fe2+ → 2Fe3+ + 2e- E0= – 0,77 volt Reaksi sel 2Fe2+ +½ O2 + 2H+ → 2Fe3+ + H2O E0= + 0,46 volt Reaksi tersebut merupakan reaksi spontan, selanjutnya 2Fe3+ + x+3 H2O → H2O + 6 H+ H2O inilah yang disebut sebagai karat besi dan ion H+ yang dihasilkandapat mempercepat reaksi korosi selanjutnya. Ion Fe di dalam akan teroksidasi lagi membentuk Fe2+ atau Fe3+ . Sedangkan ion OH akan bereaksi dengan elektrolit yang ada di lingkungan biasanya dengan ion H+ dari reaksi air hujan dan dengan gas-gas pencemar SOx, NOx yang dikenal dengan hujan asam. Selanjutnya oleh oksigen di udara besi II di oksidasi dan sebagai hasil reaksi akhir terbentuk Zat ini dapat bertindak sebagai autokatalis pada proses perkaratan, yaitu karat yang dapat mempercepat proses perkaratan berikutnya. Pada umumnya logam-logam yang mempunyai potensial elektroda negatif lebih mudah mengalami korosi. Logam mulia, logam yang mempunyai potensial elektroda positif, sukar mengalami korosi. Kedudukan logam dalam deret potensial bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan korosi. Faktor lain yang turut juga menentukan ialah lapisan pada permukaan logam. Alumunium dan seng mudah dioksidasi dalam udara, akan tetapi lapisan tipis dari oksida yang terbentuk pada permukaan melindungi bagian bawahnya terhadap korosi selanjutnya. Kedua logam ini, alumunium dan seng mengalami oksidasi yang kurang sempurna di udara jika dibandingkan dengan besi yang kurang aktif. Karat yang terbentuk di permukaan besi merupakan lapisan tipis yang berpori sehingga bagian bawahnya mudah mengalami korosi. Dampak Dari Terjadinya Korosi Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai degradasi material khususnya logam dan paduannya atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron anoda dan lingkungannya sebagai penerima elektron katoda. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron-elektron yang tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat mengalokasikan biaya pengendalian korosi sebesar 80 hingga 126 milyar dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya yang ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah. Nilai tersebut memberi gambaran kepada kita betapa besarnya dampak yang ditimbulkan korosi dan nilai ini semakin meningkat setiap tahunnya karena belum terlaksananya pengendalian korosi secara baik bidang indusri. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, terjadinya kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tanki bahan bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panasnya, dan lain sebagainya. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh korosi diantaranya adalah Adanya kerugian teknis dan depresiasi menurunnya efisiensi menurunnya kekuatan konstruksi Apperance yang buruk karat merupakan polusi dan menambah biaya maintenance selain menimbulkan kerugian korosi juga menguntungkan diantaranya adalah adanya pabrik cat coating, adanya pekerjaan cathodic protection. Untuk memilih material agar dampak negatif dari korosi dapat dikurangi dijelaskan sebagai berikut Ketahanan korosi, yang dimaksud disini adalah tingkat kemungkinan bertahannya material di lingkungan yang korosif Availibility, faktor ketersediaan. Material dengan jumlah ketersediaan yang terbatas akan menimbulkan kesulitan dalam hal kapasitas produksi Cost, Dalam memilih material diusahakan agar biaya material bisa ditekan sekecil mungkin Strength, Apabila kekuatan material tidak bisa dipenuhi maka material yang telah dipilih tidak dapat dipakai Appearance, sifat material akan bertambah signifikan jika dipergunakan untuk memproduksi barang – barang yang bersifat eksotis Producibilitas, perlu dianalisa bisa tidaknya dibuat sesuai fungsi barang yang akan dibuat. Bakteri Penyebab Korosi Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu Bakteri reduksi sulfat Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya. Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S atau Besi adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan menyebabkan drainase tambang menjadi asam. Bakteri besi mangan oksida Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle gundukan Hemispherikal berlainan di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang. Cara pencegahan terjadinya korosi Korosi menimbulkan banyak kerugian Karena menguraikan umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat stainless steel.akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Kita ketahui bahwa korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui pula bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut. Mengecat Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air. Melumuri dengan oli dan gemuk Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air. Dibalut denagn plastik Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan pelastik. Pelastik mencegah kontak besi dengan udara dan air. Tin plating pelapisan dengan timah Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen udara dan air. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh tanpa cacat. Apabila lapisan timah ada yang rusak,misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negativ dari pada timah EO Fe = -0,44 volt; E0 Sn = -0,14 volt. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Denagan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur. Cromium plating pelapisan dengan kromium Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Chromium platingjuga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak. Zink Plating Penyepuhan besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat pasivasi sehingga besi terlindung dari korosi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih lanjut. Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi galvanisir, tetapi seng tidak membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi oksidasinya Zns → Zn2+aq + 2e– Eo = –0,44 V Fes → Fe2+g + 2e– Eo = –0,76 V Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal tanpa seng. Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi. Proteksi katodik Proteksi katonik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka besi akan terkorosi Anode 2Mgs → 2Mg2+aq + 4e– Katode O2g + 2H2Ol + 4e– → 4OH–aq Reaksi 2Mgs + O2g + 2H2O → 2MgOH2s Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya. Penambahan Inhibitor Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif dengan kadar sangat kecil ukuran ppm guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi. Inhibitor anodic Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat. Inhibitor katodik Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen oxygen scavenger atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit. Inhibitor campuran Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat. Inhibitor teradsorpsi Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses perubahan / reaksi kimia yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif elektroda negatif, anoda, sementara bagian yang lain sebagai kutub positif elektroda positif, katoda. Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. Demikianlah pembahasan mengenai 11 Penyebab Korosi Pengertian, Jenis, Proses, Dampak, Bakteri dan Pencegahan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂 Baca Juga Penjelasan Korosi Beserta Penyebab Dan Pencegahannya Penjelasan Sifat Stainless Steel Beserta Kegunaannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari Pengertian Unsur, Senyawa Dan Campuran Beserta Contohnya Lengkap 5 Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi Kimia

JurnalTRANSMISI dipublikasikan oleh Jurusan Teknik Mesin Universitas Merdeka Malang sebagai media diseminasi hasil penelitian dan karya ilmiah baik penelitian dasar maupun terapan di bidang teknik mesin.

Jakarta - Korosi berasal dari bahasa Latin "Corrodere" yang artinya perusakan logam atau berkarat. Definisi korosi adalah proses degradasi atau kerusakan material yang terjadi disebabkan oleh lingkungan sekelilingnya, seperti diungkap oleh Saripuddin dalam bukunya yang bertajuk Mengenal Logam Sebagai Bahan korosi dapat dijelaskan secara elektrokimia, misalnya pada proses perkaratan besi yang membentuk oksida besi Selain itu, contoh peristiwa korosi dapat juga dilihat pada munculnya warna kehijauan pada tembaga dan pudarnya warna mengkilap pada reaksi kimia tersebut termasuk proses elektrokimia yang terjadi reaksi oksidasi logam dan membentuk senyawa-senyawa oksida logam ataupun sulfida pada buku bertajuk Korosi dan Pencegahannya karya Yoga Priastomo, dkk, korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembab yaitu mengandung uap air dan diinduksi oleh adanya gas O₂, CO₂, atau dapat dikatakan bahwa korosi pada logam adalah proses pengembalian logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih logam. Misalnya, korosi pada besi menjadi besi oksida atau besi karbonat. Bukan hanya karena uap air, korosi dapat juga terjadi akibat suhu yang tinggi. Untuk memahami alasan mengapa korosi dapat terjadi, berikut ini merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya korosi, dikutip dari Modul Biologi Kelas XII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, antara lain1. Air adalah salah satu faktor penting untuk menyebabkan korosi, karena air mengandung banyak oksigen terlarut yang mempercepat terjadinya Elektrolit asam atau garam adalah media yang mempengaruhi untuk terjadinya transfer muatan. Hal inilah yang mengakibatkan elektron lebih mudah untuk diikat oleh oksigen di udara. Air hujan banyak mengandung asam, sedangkan air laut banyak mengandung garam. Oleh sebab itu, air hujan dan air laut adalah penyebab korosi yang Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub-kutub muatan yang akhirnya berperan menjadi anode dan katode. Namun, jika permukaan logam licin dan bersih maka akan menyebabkan korosi sulit terjadi, sebab kutub-kutub yang akan berperan menjadi anode dan katode sulit Jika dua logam yang berbeda potensial bersinggungan pada lingkungan berair atau lembab, dapat terbentuk sel elektrokimia secara langsung. Maka, logam yang potensialnya lebih rendah akan segera melepaskan elektron ketika bersentuhan dengan logam yang potensialnya lebih tinggi, dan juga akan mengalami oksidasi oleh oksigen dari sebab itu, korosi lebih cepat terjadi pada logam yang potensialnya rendah, sedangkan logam yang potensialnya tinggi justru lebih awet. Sebagai contoh, paku keling yang terbuat dari tembaga untuk menyambung besi akan menyebabkan besi di sekitar paku keling tersebut berkarat lebih itulah arti korosi dan faktor-faktor penyebabnya terjadi korosi. Semoga menambah pengetahuanmu, ya detikers. Simak Video "Rahmat Erwin Sabet Emas di SEA Games, Orang Tua Persiapannya Non-stop" [GambasVideo 20detik] pal/pal

Korosibesi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut. 1. Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air. 2.

- Korosi adalah proses kimia yang membuat logam membusuk. Pembusukan logam berbeda dengan pembusukan makanan maupun tubuh hewan namun lebih mirip dengan pelapukan kayu. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, korosi terjadi ketika permukaan logam bersentuhan dengan gas atau cairan kimiawi. korosi menyebabkan logam menjadi berlubang, rapuh, dan berubah warna menjadi redoks yang tidak diinginkan pada besi dapat menyebabkan karat berawarna merah kecoklatan. NURUL UTAMI Korosi pada besi Dari gambar, terlihat bahwa cekungan pada besi dapat menyebabkannya berubah menjadi anoda dan menyebabkan terjadinya reaksi redoks secara juga Pengertian dan Prinsip Kerja Sel Volta Pada kasus ini, goresan pada besi yang tipis pun dapat memicu reaksi redoks dan membentuk karat pada permukaan besi. Dilansir dari Chemical LibreTexts, karat-karat tersebut akan mengelupas membuat celah lain dan memicu reaksi redoks yang baru. Itulah kenapa karat pada besi selalu melebar dan bertambah banyak. Korosi merupakan reaksi redoks yang tidak diinginkan. Dalam kehidupan sehari-hari korosi sangat mudah dijumpai. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, semua benda yang berbahan dasar logam dapat berkarat seiring dengan waktu karena kontak dengan air, oksigen, udara, suhu hangat, asam, dan juga garam.

Korosigalvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan berada di lingkungan korosif saat terjadi kontak atau secara listrik kedua logam yang berbeda potensial tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua logam. shg Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi, sedangkan logam lainnya akan
Jakarta Apakah kamu sering melihat besi atau logam lainnya berkarat? Itu adalah peristiwa korosi. Penyebab korosi sendiri adalah reaksi elektrokimia, antara logam dan lingkungan sekitar yang bisa merusak logam. 12 Cara Menghilangkan Karat pada Besi, Ampuh dan Mudah Dipraktikkan 8 Cara Mencegah Korosi, Ketahui Penyebabnya HCl adalah Larutan Akuatik dari Hidrogen Klorida, Kenali Kegunaannya Logam pada umumnya memiliki kondisi energi yang tinggi. Energi tinggi tersebut adalah hasil dari proses produksi logam tersebut. Hal ini membuat logam menjadi rentan terkena korosi. Logam memiliki kecenderungan untuk kembali ke bentuk awalnya. Lingkungan korosif yang sesuai bisa mendorong logam untuk kembali kebentuk awalnya. Mengutip dari situs Rumah Belajar milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, pada umumnya peristiwa korosi merupakan proses elektrokimia yang berlangsung dalam lingkungan yang mengandung air. Suatu logam akan mengalami korosi jika pada permukaan logam terdapat lapisan yang bertindak sebagai anoda dan lapisan lain yang bertindak sebagai katoda. Ada berbagai penyebab korosi yang bisa merusak logam. Pada umumnya korosi terjadi karena terjadinya kontak antara logam dan air yang menyebabkan logam menjadi berkarat. Lalu faktor apa saja yang menjadi penyebab korosi? Berkut ini adalah faktor-faktor penyebab korosi yang dirangkum oleh dari situs Rumah Belajar milik Kemendikbud, Rabu 27/7/2022Seorang desainer asal Rusia, Andrey Kazantsev, berhasil membuat patung hewan dari Poligon Logam dengan bentuk geometris. Ia mengaku mendapatkan inspirasi untuk membuat patung-patung tersebut dari kesehariannya sebagai mekanik di toko sepeda Korosi Pada LogamCara Mencegah Korosi, Ketahui Penyebabnya. Sumber sumber, ada setidaknya 7 faktor penyebab korosi yang bisa merusak logam atau besi. Berikut ini adalah beberapa faktor tersebut A. Kontak langsung logam dengan H2O dan O2 Faktor penyebab korosi yang pertama adalah adanya kontak langsung antara logam dengan H2O dan O2. Hal ni disebabkan karena logam besi kandungannya tidaklah murni. Logam tersebut memiliki kandungan karbon yang tercampur di dalamnya yang masuk ketika proses pengolahan. Kandungan atau campuran karbon dalam besi tidak menyebar dengan rata yang menimbulkan perbedaan potensial listrik antara atom logan dan atom karbon. Saat logam kontak langsung dengan air, maka oksigen dari udaya yang larut dalam air akan tereduksi. Selain itu, air sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks pada peristiwa korosi. Semakin tingginya jumlah H2O dan O2 yang mengalamikontak langsung dengan permukaan logam, semakin cepat pula proses korosi pada permukaan logam tersebut berlangsung. B. Keberadaan zat pengotor debu, cairan, dan lumpur Penyebab korosi yang berikutnya ialah adanya zat pengotor seperti debu, cairan, dan lumpur pada permukaan logam. Zat-zat pengotor tersebut bisa menyebabkan reaksi reduksi tambahan yang membuat lebih banyak atom logam pada logam tersebut yang teroksidasi. Contohnya, tumpukan debu karbon hasil pembakaran BBM yang ada pada permukaan logam dapat mempercepat reaksi reduksi oksigen pada logam tersebut dan mempercepat proses korosi. C. Kontak dengan elektrolit Faktor penyebab korosi yang berikutnya ialah keberadaan zat elektrolit. Zat-zat elektrolit yang ada seperti kandungan garam pada air laut dapat menyebabkan reaksi reduksi tambahan yang mempercepat proses korosi. Selain itu, kandungan elektrolit yang terkonsentrasi dalam jumlah besar dapat menaikkan laju aliran elektron yang juga bisa mempercepat proses korosi logam tersebut. D. Temperatur Temperatur udara juga bisa menjadi penyebab korosi pada logam. Semakin tingginya temperatur, maka korosi akan semakin cepat terjadi. Semakin tingginya temperatur maka energi kinetik partikel pada besi semakin meningkat yang menimbulkan tumbukan yang efektif pada reaksi redoks dan memperbesar reaksi tersebut. Semakin besarnya reaksi redoks maka proses korosi pada logam tersebut akan semakin cepat. Kamu bisa mengamati korosi yang terjadi karena suhu atau temperatur dengan melihat perkakas atau mesin yang menimbulkan panas akibat gesekan selama pemakaiannya seperti cutting tools, ataupun mesin yang terkena panas secara langsung seperti mesin kendaraan bermotor. E. Kadar pH Selain kandungan elektrolit, kadar pH dapat mempercepat korosi pada logam. Kondisi asam yakni ketika kandungan pH < 7 akan mempercepat korosi karena dapat menimbulkan reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode. Hal ini menyebabkan lebih banyak atom yang teroksidasi dan dapat menjadi penyebab korosi pada logam. F. Metalurgi Faktor metalurgi juga bisa menjadi salah satu penyebab korosi pada logam. Tingkat kemurnian logam yang rendah mengindikasikan adanya banya atom unsur lain yang terkandung di dalam logam tersebut. Hal ini memicu terjadinya efek Galvanic Coupling, yaitu timbulnya perbedaan potensial pada permukaan logam tersebut karena adanya perbedaan atom-atom dari unsur yang berbeda. Efek ini bisa memicu terjadinya korosi karena dapat meningkatkan reaksi iksidasi pada daerah anode pada logam tersebut. Permukaan logam juga bisa mempengaruhi proses korosi. Logam yang memiliki permukaan yang lebih kasar dapat lebih mudah terkena korosi. Permukaan yang kasar tersebut dapat menimbulkan beda potensial dan cenderung menjadi anode yang terkorosi. G. Mikroba Faktor penyebab korosi yang berikutnya adalah adanya mikroba pada permukaan logam. Terdapatnya koloni mikroba pada permukaan suatu logam bisa menybabkan kondisi material logam menjadi menurun karena adanya reaksi redoks. Reaksi redoks ini terjadi karena mikroba mengambil energi yang penting bagi keberlangsungan hidupnya. Ada berbagai macam mikroba yang bisa menyebabkan korosi pada logam, diantaranya adalah protozoa, besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri oksidasi sulfur-sulfida seperti Thiobacillus thiooxidans, dan Thiobacillus Mencegah KorosiCara Mencegah Korosi, Ketahui Penyebabnya. Sumber yang terjadi pada logam bisa menyebabkan berbagai masalah. Logam adalah salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Berbagai peralatan atau perlengkapan yang sering digunakan manusia pada kehidupan sehari-hari. Korosi dapat merusak peralatan-peralatan tersebut. Contohnya, apa bila besi pada jembatan berkarat, maka bisa menurunkan kondisi jembatan tersebut dan kalau sampai kondisinya menjadi lebih parah, maka jembatan tersebut bisa menjadi tidak layak digunakan atau bahkan rusak sepenuhnya. Masalahnya, korosi terjadi akibat faktor lingkungan yang terkadang sulit untuk dihindari. Apabila anda menggunakan motor, anda terkadang juga sulit untuk menghindari supaya motor tersebut tidak terkena air, apalagi kalau musim hujan. Begitu juga dengan jembatan. Jembatan yang dibangun di atas sungai atau laut membuat sebagian dari jembatan harus berkontak langsung dengan air yang bisa menyebabkan korosi atau berkarat. Oleh sebab itu, dibutuhkan beberapa cara untuk mencegah terjadinya proses korosi pada logam tersebut. Pada umumnya korosi terjadi karena adanya kontak langsung antara logam dengan zat-zat yang bisa menyebabkan proses korosi seperti air. Dengan demikian, maka cara terefektif untuk mencegah proses ini terjadi ialah dengan mencegah adanya kontak langsung antara logam dan zat tersebut, yaitu dengan memberikan lapisan pelapis. Melapisi logam dengan lapisan pela[is adalah cara yang efektif dan banyak digunakan untuk mencegah terjadinya proses korosi pada logam. Pada kendaraan bermotor, lapisan cat tidak hanya berguna untuk mempercantik kendaraan tersebut saja, tetapi juga membantu mencegah kontak langsung antara logam pada kendaraan bermotor tersebut dengan zat-zat yang bisa menyebabkan korosi seperti air hujan. Lapisan cat juga digunakan untuk mencegah korosi di jembatan dan kapal. Sementara itu, lapisan oli pada mesin kendaraan bermotor ataupun mesin lainnya juga bisa membantu melindungi logam dari proses korosi. Selain itu, melapisi logam dengan menggunakan lapisan plastik juga biasa digunakan untuk mencegah korosi pada peralatan dapur seperti rak pengering.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. logammengalami perlakuan khusus (seperti diregang, ditekuk dll.) sehingga butiran menjadi tegang dan butiran ini sangat mudah bereaksi dengan lingkungan. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara (Utomo, 2009): 1. Diberi inhibitor 2. Apabila ada logam yang mengalami streses maka logam harus direlaksasi. MengukurLaju Korosi - Korosi merupakan sebuah peristiwa perusakan yang terjadi pada logam yang secara alami terjadi karena logam bereaksi terhadap air dan oksigen. Korosi ini merupakan hal yang sangat dihindari pada logam karena akan menyebabkan berbagai kerugian seperti berkurangnya berat logam dan juga menjadikan logam tersebut rapuh. Oleh
  1. ቾաлιզ ω урэйа
    1. Туዓицիσит ኘтвαη уሆеլоርи
    2. Срաሜутሌሾ υչаնуፄаκ и
  2. Ω зէ
    1. ሐапраքըмяш аኔխтречጌ խδиклևц ኾефубуտ
    2. Αձωጩ елኁվеዪ
    3. Εሃ уጣоцուхраኅ этуፀ ζ

KorosiIntergranular Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan suatu material (terutama logam, karena bereaksi dengan lingkun Blogroll. About. Jumat, 24 Januari 2014 Apabila kadar unsur tersebut cukup besar, maka akan terbentuk fasa yang berbeda dengan yang ada di bulk. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi logam dari lingkungan

danjuga mengalami korosi pada bagian bawah tangki. bereaksi dengan udara dan air terhadap suatu bahan logam tersebut. Jimbaran, Bali Nugraheni.Novi Tri dkk.,2014,korosi suatu material
PrinsipDasar Electroplating. Kita mengenal istilah anoda, katoda, larutan elektrolit. Ketiga istilah tersebut digunakan seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan material khususnya logam dan diilustrasikan seperti pada Gambar 1. · Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari sumber arus listrik.
Korosiadalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Korosi ini telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam yang paling
Karatlogam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. Fe(s) à Fe2+(aq) + 2e-. .